Puisi-puisi Iman Sembada
Iman Sembada lahir di Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, pada 4 Mei. Selain menulis puisi, ia juga menulis cerpen dan melukis. Puisi dan cerpennya dipublikasikan di beberapa media massa cetak pusat dan daerah. Puisinya juga tergabung di beberapa antologi bersama, seperti Resonansi Indonesia (2000), Jejak Tak Berpasar (2015), Pasie Karam (2016), Matahari Cinta Samudera Kata (2016), Buitenzorg (2017), dan lain-lain. Buku puisi tunggalnya Airmata Suku Bangsa (2004) dan Perempuan Bulan Ranjang (2016).
Ruang Depan
Angin berkesiur di beranda
Menyeruak bilah-bilah senja
Pada pintu dan jendela terbuka
Cuaca tak banyak bicara tentang
Pertemuan kita. Hanya sedikit berbasa-basi
Orang-orang mengemas kepergian dan kepulangan
Kita nikmati detak detik jam
Sebagai instrumentalia kehidupan
Tanpa keluhan dan kutukan
Di ruang depan
Tanda-tanda diterjemahkan
Memaknai peradaban zaman
Depok, 28 Oktober 2016
Ruang Tengah
Percakapan belum tuntas
Secangkir kopi belum tandas
Kudengar derai tawamu lepas
Setelah melewati sunyi
Di jalan-jalan urat nadi
Cinta dan rindu menjadi puisi
Di ruang tengah
Aku kenang segala yang terbelah
Kau tanggalkan lelah disebaring istirah
Orang-orang datang dan pergi
Menghayati kebebasannya sendiri-sendiri
Meruap harum rembulan dan matahari
Hanya ada bekas bibir
Terukir di lingir cangkir
Ketika percakapan berakhir
Depok, 30 Oktober 2016
Ruang Belakang
Pernah kita berseberangan pandang
Menghayati masing-masing bayang
Angin meluruhkan bunga kamboja
Usia terhimpun di sudut senja
Mungkin cuma kenang
Melekap di ruang belakang
Selebihnya, kita sembunyikan cerita
Dari telinga dan mata para tetangga
Pernah kita kehilangan percakapan yang wangi
Seperti bumi yang tak disentuh cahaya matahari
Ketika pintu dan jendela menutup diri
Dingin menyelinap di sela jemari
Segala sesal tiada arti lagi
Segala suara kembali ke sunyi
Depok, November 2016